ENERGI KATO DIMINANGKABAU

KATO DI MINANGKABAU

KATO bagi kita orang Minangkabau bukan hanya sekadar kata seperti yang dimaksud dalam bahasa Indonesia.

Kato merupakan warisan yang diterima dari nenek moyang dan juga menjadi pedoman hidup, hukum, dan peraturan serta tata cara bermasyarakat di lingkungan Alam Minangkabau. 

kita mendengar berbagai kato; ungkapan petuah, pepatah petitih, asal-usulnya, hukum dan tata  tertib. Kato memiliki pembahasan yang sangat luas di Minang, insyaallah akan dibahas bertahab.....

Orang Minangkabau memang piawai menggunakan kato, dan mereka umumnya menjadikan kato pedoman dan pegangan hidup. Umpamanya, dalam mamangannya mereka berkata, siang dipatungkek-malam dipabanta (siang dipertongkat-malam diperbantal). Maksudnya kata tersebut terus mereka pakai dan pedomani, baik siang maupun malam. Dan pada mamangan yang lain dikatakan, jikok indak pandai bakato, bak alu pancukie duri-kalau pandai bakato-kato, ibarat santan jo tangguli (jika tidak pandai berkata, maka bagai alu pencungkil duri- kalau pandai berkata-kata seperti santan dengan tengguli). 

Banyak orang yang hanya sekadar berbicara, tidak tahu orang yang akan tersinggung, bicara seenaknya sehingga menyakiti dan melukai hati orang lain atau lawan bicaranya. Tapi sebaliknya bila pandai bertutur kata, maka orang itu dapat menarik simpati lawan bicaranya. Orang seperti ini disebut, muluik manieh kucindan murah-elok bahaso, parangai katuju (mulut manis kucindan murah, perangai disukai)
            
Menurut ajaran filsafat minang, kato mempunyai nilai, jenis, langgam tuah tersendiri.

Bersambung....

Comments

Popular posts from this blog

RANGKIANG NAN SAMBILAN

MAKNA LAMBANG MINANGKABAU

BATAS ALAM MINANGKABAU