TAMBO ALAM
Mengenal Tambo
Ringkasan Tambo Alam Minangkabau Versi Datoek Toeah
Data Buku
Judul Buku : Tambo Alam Minangkabau
Pengarang : H Datoek Toeh ( Koto Gadang, Payakumbuh)
Editor : A Damhoeri
Penerbit : Pustaka Indonesia, Bukittinggi
Tahun Terbit : 1930-an (?), Telah dicetak 13 kali
Ringkasan Isi Tambo
Iskandar Zulkarnain (1) dari nagari Ruhum mewasiatkan kepada tiga putranya untuk berangkat menuju ke Timur. Setelah IZ wafat ketiga putra tsb :
Sultan Maharaja Alif
Sultan Maharaja Depang
Sultan Maharaja Diraja
Berangkat menuju pulau Langkapuri. Dekat pulau Sailan timbul niat jahat dari SM Alif dan SM Depang, keduanya memaksa untuk memiliki Mahkota Sanggahana (2), ketika berebut , mahkota jatuh kelaut. Seekor naga membelit / menjaga mahkota tsb. Cateri Bilang Pandai (3) menciptakan duplikat mahkota dengan meneropong dan menggunakan cermin untuk melihatnya. Mahkota jadi, persis seperti aslinya. Mahkota sudah tukang dibunuh (4) sehingga tak bisa ditiru lagi. SM Depang terus kebenua Cina, SM Alif kembali kenegeri Rum.
SM Diraja terus ke Tenggara menuju pulau Jawa Alkibri. Diantara pengiringnya terdapat seekor anjing Muklim, kucing Siam, kambing hutan, harimau. Kapal diutujukan ke puncak Merapi. Ketika mendarat dipuncak gunung itu, kapal kandas.
Raja memerintahkan perbaikan dengan sayembara : Barang siapa yang sanggup memperbaiki, akan dikawinkan dengan anaknya nanti. Kebetulan pengiring dengan nama-nama binatang itulah yang sanggup memperbaikinya. Baginda beroleh lima puteri, setelah dewasa empat diantaranya dikawinkan dengan empat ahli yang sudah memperbaiki kapal.
Dalam pada itu laut sudah menyentak surut, terjadilah daratan yang luas di kaki gng Merapi. Dengan kekuasaan Tuhan datanglah awan putih empat jurai. Sejurai merunduk ke luhak Agam, sejurai ke luhak Tanah Datar, sejurai keluhak Lima Puluh Kota, sejurai ke Candung Lasi. Yang turun ke Tanah Datar ialah putera Yang Dipertuan Sendiri. Daulat yang pertama ialah daulat kepada Lakandibida. Itulah kemudian yang ditempati oleh Ninik mamak yang berdua Ketemanggungan dan Perpatih Nan Sebatang.
Sebelum Dtk Ketemanggungan (DK) dan Dtk Perpatih (DP) lahir, negeri-negeri dikuasai Dt Marajo Basa di Padang Panjang, Dt Bandaro Kayo di Pariangan Padang Panjang. Yang Dipertuan (YD) (6) memerintahkan Cateri Bilang Pandai (CBP) (7) untuk mendirikan balai rapat ” Balai Balerong Panjang “. YD juga menyuruh CBP untuk mencari tanah-tanah baru untuk kediaman rakyat.
Lalu raja itu turun ke Bumi Setangkai dengan tujuh perempuan dan kemudian delapn permpuan bersama sekelompok laki-laki.. Mereka mendiami bumi yang bernama Bunga Setangkai. YD kembali ke Periangan Pd Panjang. YD kawin dengan Puteri Indah Jelita (PIJ), memperoleh anak laki-laki : anak tertua ini bergelar Dtk Ketemanggungan atau Sutan Maharaja Besar.
YD wafat. Janda YD -PIJ- menikah dengan Cateri Bilang Pandai, PIJ berganti nama
menjadi Cati Reno Sadah (CRS), mereka memperoleh dua putera :
Datuk Suri Dirajo
Datuk Perpatih nan Sebatang ( 8)
Puteri Reno Gadis
Puteri Reno Judah
Puteri Ambun Suri
Puteri Jamilan (kawin dengan Adityawarman) ( hal 95)
Footnote:
Raja Zulkaranain artinya Raja yang mempunyai dua tanduk.
Mahkota Sanggahana, jelmaan dari tanduk Nabi Sis.
Nabi Sis adalah putra dari nabi Adam (hal 34)
Cateri Bilang Pandai berubah menjadi Cati Bilang Pandai (hal 46)
CBP muncul lagi sebagai suami Puteri Indah jelita ( hal 43) janda Yang Dipertuan
YD yang dimaksud disini kemungkinan adalah Sultan Maharaja
Diraja.
CBP muncul lagi.
Jadi Dtk Perpatih nan Sebatang bersaudara satu ibu dengan Dtk Ketemanggungan, lain bapak.
Diringkas dan Ditulis oleh : Mak Bandaro [RantauNet]
Mozaikminang.wordpress.com
http://www.mail-archive.com/rantau-net@rantaunet.com/msg01921.html
Comments
Post a Comment